Rabu, 26 Desember 2007

Taman Ismail Marzuki ( TIM )

Alamat:
Kompleks Taman Ismail Marzuki (TIM)
Jalan Cikini Raya 73
Jakarta Pusat 10330
Phone: 021 - 2305147, 337530
Fax: 021 - 2305146, 337530

Sejarah Singkat
Planetarium Jakarta dibangun dan dihadiahkan kepada rakyat Indonesia, khususnya masyarakat Jakarta, oleh Pemerintah Indonesia atas gagasan Presiden Soekarno. Dasar filosofis pendiriannya ialah agar ilmu pengetahuan bangsa Indonesia bertambah, khususnya tentang Jagad Raya (astronomi) dan sedikit demi sedikit menghilangkan tahyul. Presiden berharap Planetarium dapat menjadi salah satu sarana untuk mengejawantahkan program Nation Building.
Berkat sumbangan dana Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI) dan lembaga pemerintah, Planetarium dibangun di tempat bekas Kebun Binatang Taman Raden Saleh (Cikini - Jakarta Pusat, yang kini di lokasi Taman Ismail Marzuki - TIM). Peralatan berupa proyektor dengan segala kelengkapannya termasuk teleskop (teropong bintang) guna pembangunan observatorium, dibeli dari perusahaan optik Carl Zeiss - Jena (Jerman). Sedangkan arsitekturnya adalah karya putra Indonesia.
Saat pemancangan batu pertama (9 September 1964), Bung Karno di akhir pidato berkata, "Lapangan politik kita kejar, lapangan ilmu pengetahuan kita kejar, agar supaya kita benar-benar dalam waktu yang singkat bisa bernama bangsa Indonesia yang besar !" Dalam sambutannya (17 Agustus 1965), Santoso Nitisastro dari Observatorium Bosscha Lembang pun mengatakan, "Semoga Planetarium Jakarta ini dapat merupakan alat yang ampuh bagi revolusi rakyat Indonesia dalam perjuangannya mengemban amanat penderitaan rakyatnya!"
Sayang pembangunannya terhenti saat pecah peristiwa G30S/PKI, tetapi akhir 1967 dilanjutkan lagi dan selesai 20 November 1968. Pengelolaannya diserahkan kepada Gubernur Jakarta yang saat itu dijabat oleh Bang Ali. Direkturnya ditunjuk oleh Presiden yang akhirnya terpilih Santoso Nitisastro. Beliau bisa dianggap sebagai direktur pertama Planetarium Jakarta yang mulai dibuka untuk umum pada tanggal 1 Maret 1969 (dianggap sebagai hari ulang tahun Planetarium Jakarta).
Tahun 1984, Pemerintah DKI Jakarta membentuk organisasi penyelenggara fungsi dan tugas-tugas planetarium dan observatorium, yaitu Badan Pengelola Planetarium dan Observatorium Pemerintah DKI Jakarta. Dan setelah melewati usia 27 tahun (1996), dilakukan pemutakhiran proyektor dan perbaikan sarana atau fasilitas pendukungnya.


Fasilitas
Dalam gedung pertunjukan utama (planetarium) berkapasitas sekitar 300 kursi, penonton dapat melihat peragaan/simulasi langit baik langit siang maupun malam hari. Wajah langit tiruan ini diproyeksikan ke kubah setengah bola bergaris tengah 22 meter di atas penonton melalui proyektor Universarium Model VIII.
Sebagai penunjang pertunjukan planetarium, terdapat ruang pameran dimana disajikan materi dalam ujud lukisan, photo, film video, miniatur benda langit ataupun wahana antariksa, dsb.
Bagi pengunjung juga disediakan perpustakaan dengan materi yang tentunya berkaitan erat dengan maslah astronomi. Namun, hanya dibuka pada jam kerja kantor:
4. - Senin s.d Kamis : pukul 07.30 WIB - 15.30 WIB
5. - Jum'at : pukul 07.30 WIB - 16.00 WIB
- Sabtu dan Minggu tutup.
Mulai tahun 1998 direncanakan menambah fasilitas pertunjukan alternatif yaitu slide-show yang menggunakan fasilitas multimedia di dalam gedung pertunjukan baru. Animasi dinamika alam semesta ditampilkan dengan suasana mirip bioskop. Namun untuk masa mendatang bukan hanya slide-show saja, melainkan digabung dengan video film, laser disk, dan CD-ROM.
Planetarium Jakarta juga memiliki fasilitas kelas untuk menjalin interaksi lebih aktif antara pengunjung dan staf dalam penyebarluasan astronomi secara populer. Fasilitas kelas ini pula yang memungkinkan planetarium menyelenggarakan kegiatan lain seperti seminar dan penataran astronomi.
Adanya 3 teleskop memungkinkan mengadakan kegiatan pengamatan benda langit sebagai fungsi ke-observatorium-annya. Baik dalam bentuk penelitian (observasi ilmiah skala kecil), kegiatan khusus untuk masyarakat umum/awam (peneropongan umum), maupun gabungan keduanya sebagai partisipasi aktif untuk memupuk minat masyarakat. Dalam hal ini, fungsi BP Planetarium & Observatorium adalah sebagai tempat wisata ilmiah (edutainment : pendidikan dan hiburan). Lainnya adalah bimbingan karya tulis, membina kerja sama dengan instansi lain seperti Jurusan Astronomi Institut Teknologi Bandung, Observatorium Bosscha Lembang, LAPAN, Departemen Agama, institut terkait dari manca negara; serta tidak lupa untuk membina organisasi amatir astronomi dimana siapapun dapat bergabung didalamnya (Himpunan Astronomi Amatir Jakarta/HAAJ).
Peneropongan Umum
Jadwal peneropongan umum biasanya disusun bersamaan dengan jadwal pertunjukan malam hari dan tentu saja dengan mempertimbangkan kondisi cuaca (idealnya cerah, tak berawan). Setiap bulan diadakan 2 kali (2 hari berturutan) dan tidak dipungut biaya apapun. Namun, tidak menutup kemungkinan mengadakan kegiatan ini di luar jadwal yang telah ada - semisal ada peristiwa astronomis yang menarik seperti gerhana Matahari/Bulan, penampakan komet, dsb.



Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ)
Wadah ini dipelopori oleh Planetarium Jakarta setelah melihat kecenderungan minat masyarakat terhadap astronomi yang makin meningkat sejak 1983. Secara resmi HAAJ berdiri tanggal 21 April 1984.
Anggota HAAJ berasal dari berbagai tingkatan usia, latar belakang pendidikan dan profesi. Jumlah yang terbanyak adalah pelajar/mahasiswa. Akhir-akhir ini malah keberadaan anggota yang karyawan semakin banyak.
Pembinaan yang dilakukan oleh Planetarium khususnya bertujuan menciptakan wadah yang sehat dan bermanfaat bagi perkembangan generasi muda. Juga diharapkan dapat mempopulerkan dan mengembangkan ilmu astronomi di Indonesia.
HAAJ secara berkala (2 minggu sekali) mengadakan kegiatan seperti ceramah, pemutaran film ilmiah (dan film populer - namun aspek keastronomian tetap dipertahan kan). Selain itu berdiskusi, pameran, dan melakukan peneropongan (baik dalam kota maupun luar kota).
Mengingat himpunan sejenis di manca negara sudah banyak yang lebih maju, seperti di Amerika Serikat, Jepang, negara-negara di Eropa, Australia, dsb. - maka tak menutup kemungkinan bahwa pada masa mendatang HAAJ akan mengadakan jalinan kerjasama dengan mereka untuk memperluas wawasan dan pengalaman. Banyak bukti yang menunjukkan bahwa hasil temuan atau pengamatan para astronom amatir mempunyai arti besar atau penting bagi dunia astronomi dan dibutuhkan oleh yang profesional. Misal temuan komet dan asteroid baru, dsb.

1 komentar:

Agus Amar Mizwar mengatakan...

Salam Blogger Indonesia, blogwalking ya... dan sukses selalu untuk Anda!
jabat tangan erat salam penuh damai!

Kenali dan Kunjungi Objek Wisata di Pandeglang