Senin, 07 Januari 2008

musium bahari

Museum Bahari adalah museum yang menyimpan koleksi yang berhubungan dengan kebaharian dan kenelayanan bangsa Indonesia dari Sabang hingga Merauke.

Koleksi-koleksi yang disimpan terdiri atas berbagai jenis perahu tradisional dengan aneka bentuk, gaya dan ragam hias, hingga kapal zaman VOC. Disajikan pula berbagai model dan miniatur kapal modern dan perlengkapan penunjang kegiatan pelayaran. Di sisi lain ditampilkan koleksi biota laut, data-data jenis dan sebaran ikan di perairan Indonesia dan aneka perlengkapan nelayan dan pelayaran (alat navigasi, jangkar, teropong, model mercusuar dan aneka meriam), tehnologi pembuatan perahu tradisional serta folklor adat istiadat masyarakat nelayan nusantara. Melengkapi penampilan kebaharian Indonesia, museum ini juga menampilkan matra TNI AL, koleksi kartografi, maket Pulau Onrust, tokoh-tokoh maritim nusantara serta perjalanan kapal KPM Batavia - Amsterdam.

Museum ini berlokasi di Jalan Pasar Ikan No. 1 Sunda Kelapa, Jakarta Barat.

Pada masa pendudukan Belanda bangunan yang saat ini dipergunakan untuk museum dulunya adalah gudang yang berfungsi untuk menyimpan, memilih dan mengepak hasil bumi, (diantaranya adalah rempah-rempah) yang merupakan komoditi utama VOC yang sangat alris di pasaran Eropa. Bangunan yang berdiri persis disamping muara sungai [Sungai_Ciliwung|ciliwung]] ini terdiri dari 2 sisi, sisi barat dikenal dengan sebutan Westzijdsche Pakhuizen atau Gudang Barat (dibangun secara bertahap mulai tahun 1652-1771), sedang yang disisi timur disebut Oostzijdsche Pakhuizen atau Gudang Timur. Gudang barat terdiri dari 4 unit bangunan, dan 3 unit diantaranya yang sekarang digunakan sebagai Museum Bahari.

Pada masa pendudukan Jepang, gedung-gedung ini dipakai sebagai tempat menyimpan barang logistik tentara Jepang. Setelah Indonesia Merdeka, bangunan ini dipakai oleh PLN dan PTT untuk gudang. Tahun 1976 bangunan cagar budaya ini dipugar, dan kemudian pada 7 Juli 1977 diresmikan sebagai Museum Bahari




diatas adalah beberapa sejarah singkat yang gw ketahui dari para orang yang ahli....

sebenernya sayang musium yang segitu bagusnya malah banjir dan gak kerawat,banjirnya mencapai 30-40 cm....dalam juga yah

dan neh ceritanya yg gw ambil dari salah satu channel...

Pengelola Museum Bahari di Jalan Pasar Ikan 1, Jakarta Utara, mengharapkan operasional Museum Bahari sudah mulai berjalan normal kembali pada Januari 2008, pasca genangan air pasang yang merendam lantai satu bangunan museum.

Genangan air pasang setinggi antara 30 sampai 40 centimeter sempat memasuki bangunan museum yang menyimpan koleksi dunia kebaharian dan kenelayanan tanah air tersebut pada 25 November sampai 27 November.

Kasubbag Tata Usaha (TU) Museum Bahari, Zubaidah, di Jakarta, Rabu, mengatakan saat ini pihaknya masih menata ulang keberadaan koleksi museum yang berada di lantai satu, untuk mengamankan akan adanya banjir pasang susulan.

"Kita memindahkan koleksi yang rentan terkena genangan air pasang ke lantai dua, seperti koleksi miniatur perahu," katanya.

Sedangkan perahu yang terhitung aman dari genangan air pasang, seperti perahu phinisi akan tetap dipajang di lantai satu.

"Adanya genangan air pasang membuat kita harus berpikir ulang dalam penataan, demi menyelamatkan koleksi yang ada," kata Zubaidah.

Kendati demikian, pihaknya masih menerima kunjungan perorangan ke Museum Bahari, sedangkan kunjungan secara berombongan untuk sementara ditolak dahulu sampai penataan selesai dilakukan.

"Tentunya kita tetap melihat dahulu dari ramalan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) mengenai akan terjadinya air pasang," katanya.

Saat ini, katanya, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah karung pasir di pintu masuk ke ruangan penyimpanan koleksi Museum Bahari untuk mencegah terulangnya genangan air pasang masuk ke ruangan koleksi.

"Karung pasir sudah kita siapkan setelah genangan air pasang lalu. Genangan air pasang terparah yang masuk ke museum terjadi pada 26 November 2007," katanya.

Museum Bahari adalah museum yang menyimpan koleksi yang berhubungan dengan kebaharian dan kenelayanan bangsa Indonesia dari Sabang hingga Merauke.

Koleksi-koleksi yang disimpan terdiri atas berbagai jenis perahu tradisional dengan aneka bentuk, gaya dan ragam hias, hingga kapal zaman VOC.

Selain itu, disajikan pula berbagai model dan miniatur kapal modern dan perlengkapan penunjang kegiatan pelayaran, serta ditampilkan pula koleksi biota laut, data jenis dan sebaran ikan di perairan Indonesia dan aneka perlengkapan nelayan dan pelayaran (alat navigasi, jangkar, teropong, model mercusuar dan aneka meriam), teknologi pembuatan perahu tradisional serta folklor adat istiadat masyarakat nelayan nusantara.

Bangunan museum itu sendiri berada muara Sungai Ciliwung ini terdiri atas dua sisi, yakni sisi barat dikenal dengan sebutan "Westzijdsche Pakhuizen" atau Gudang Barat (dibangun secara bertahap mulai 1652-1771).



sekian neh blog dr gw..

Tidak ada komentar: